KETAPANG, HalloPost.com – Aktivitas pertambangan tanpa izin (PETI) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, kian meresahkan. Di wilayah Indotani, operasi tambang ilegal disebut semakin massif karena diduga mendapat dukungan fasilitas kredit alat berat dari sebuah perusahaan penyedia alat bernama PT Maximus Indo Asia.
Informasi yang diterima awak media menyebut, di wilayah Indotani, Kabupaten Ketapang, terdapat sejumlah alat berat jenis excavator yang terus beroperasi di lokasi tambang tanpa izin. Alat-alat tersebut disebut mendapat fasilitas pembiayaan dari PT Maximus Indo Asia, perusahaan yang bergerak di bidang jual beli dan kredit alat berat.
Salah satu marketing perusahaan bernama Juliyus, serta General Manager (GM) bernama Ganda, disebut kerap menawarkan program kredit alat berat kepada para pelaku tambang tanpa izin. Jenis alat berat yang dipasarkan di antaranya mereknya Matador dan Merex, yang kini beroperasi di area Kerung yang diduga milik seorang pengusaha tambang ilegal bernama Jaka.
Menurut keterangan sumber di lapangan, para penambang hanya diminta menyetorkan uang muka (DP) sekitar Rp250 juta, dan sudah bisa mendapatkan alat berat tanpa melalui prosedur pembiayaan yang sah.
“Mereka datang ke lokasi menawarkan alat berat supaya kami bisa kredit cepat tanpa aturan. Katanya cukup DP dua ratus lima puluh juta sudah bisa bawa alat,” ungkap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Lebih lanjut, sumber tersebut mengaku resah dengan aktivitas alat berat yang merusak lingkungan serta mengancam keberlangsungan penambang manual.
“Kesal juga, pak. Katanya tambang rakyat, tapi bawa alat berat. Kami yang kerja manual jadi kena dampaknya. Tolong pihak Polres Ketapang dan Polda Kalbar menertibkan aktivitas alat berat itu,” ujarnya dengan nada kesal.
Sementara itu, masyarakat sekitar juga mulai merasa khawatir dengan potensi konflik sosial akibat kecemburuan antara penambang manual dan mereka yang menggunakan alat berat.
“Kalau dibiarkan, bisa saja nanti ribut antarpenambang. Yang manual makin susah, yang pakai alat berat makin kaya,” tambah warga lainnya.
Hingga berita ini diterbitkan, awak media masih berupaya menghubungi pimpinan PT Maximus Indo Asia, Ganda, namun belum mendapatkan tanggapan resmi. (Red)



