Mencapai Indonesia Emas dengan Legacy yang Fundamental

Alex Manurung, Public Policy Enthusias foto: Dokumen Pribadi

Oleh: Alex Manurung
Public Policy Enthusiast

BATAM, 27 September 2025,

Membaca Peta Jalan Indonesia Emas

Indonesia tengah bergerak menuju tahun 2045, satu abad kemerdekaannya. Visi besar Indonesia Emas bukan sekadar slogan, melainkan tujuan strategis untuk menjadi bangsa yang maju, adil, berdaulat, dan bermartabat. Namun, pertanyaan yang paling mendasar adalah apakah kita benar-benar menyiapkan warisan (legacy) yang fundamental bagi generasi mendatang? Legacy bukan hanya proyek jangka pendek, melainkan fondasi politik, sosial, budaya, dan ekonomi yang mampu menopang keberlangsungan bangsa lintas generasi.

Bagi saya, membangun legacy berarti meninggalkan tatanan yang kuat, bukan mewariskan tumpukan masalah. Maka, setiap kebijakan hari ini harus dilihat sebagai investasi bagi masa depan, bukan sekadar pencapaian sesaat.

Pendidikan sebagai Basis Sosial dan Budaya

Pendidikan adalah pintu masuk menuju kemajuan, sekaligus medium pembentukan identitas sosial dan budaya bangsa. Legacy fundamental dalam pendidikan tidak cukup berhenti pada pembangunan gedung atau revisi kurikulum yang silih berganti, tetapi harus mampu melahirkan manusia kritis, adaptif, dan berintegritas.

Dari aspek sosial, pendidikan yang inklusif akan mencegah lahirnya jurang antar kelas, sekaligus memupuk kohesi sosial di tengah masyarakat yang beragam. Dari aspek budaya, sekolah bukan sekadar tempat transfer ilmu, tetapi ruang untuk merawat nilai-nilai lokal, kearifan nusantara, serta mengintegrasikannya dengan peradaban global. Tanpa itu, bonus demografi hanya akan menjadi beban, bukan kekuatan.

Ekonomi Inklusif sebagai Pilar Kesejahteraan

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak berarti apa-apa bila hanya menguntungkan segelintir elite. Legacy fundamental harus menjamin akses ekonomi bagi semua kalangan. Bagi saya, ekonomi inklusif berarti membuka ruang yang sama bagi petani, nelayan, pekerja informal, UMKM, hingga industri modern untuk tumbuh bersama.

BACA JUGA  Roliati Protes Resmi ke Kapolri atas Kasus Dugaan Pemalsuan Surat, Polda Kepri Langsung Gelar Perkara Khusus

Di sinilah aspek politik-ekonomi berperan: kebijakan fiskal, regulasi investasi, hingga redistribusi sumber daya harus diarahkan untuk mengurangi ketimpangan. Keadilan ekonomi akan menutup celah konflik sosial yang sering lahir dari rasa ketidakadilan. Ekonomi yang berpihak pada rakyat kecil bukan sekadar jargon populis, melainkan strategi jangka panjang agar Indonesia memiliki daya tahan menghadapi dinamika global.

Tata Kelola Politik yang Bersih dan Berdaulat

Politik adalah arena pengambilan keputusan yang menentukan arah bangsa. Tanpa tata kelola pemerintahan yang bersih, visi Indonesia Emas hanya akan menjadi mitos. Legacy fundamental pada ranah politik adalah membangun sistem demokrasi yang sehat, birokrasi yang transparan, serta kepemimpinan yang berorientasi pada kepentingan rakyat.

Saya melihat bahwa digitalisasi birokrasi bisa menjadi warisan lintas generasi. Pemerintahan yang efisien, minim korupsi, dan akuntabel akan menciptakan kepercayaan rakyat terhadap negara. Modal sosial berupa trust inilah yang menjadi bahan bakar peradaban politik modern. Jika politik dijalankan dengan pragmatisme transaksional, maka yang diwariskan hanyalah kerapuhan institusi dan hilangnya legitimasi negara di mata rakyat.

Budaya Nasional dalam Arus Global

Indonesia bukan hanya entitas politik dan ekonomi, tetapi juga bangsa yang dibangun atas fondasi budaya. Legacy fundamental juga berarti menjaga identitas nasional di tengah arus globalisasi yang masif. Dari perspektif saya, budaya lokal harus dipandang sebagai kekuatan, bukan sekadar warisan statis.

BACA JUGA  OPS Aman Nusa II Seligi 2020 Terapkan 4 M di Wilayah Bengkong Sekitarnya

Kearifan lokal dalam menjaga alam, solidaritas sosial, dan seni tradisi dapat menjadi filter moral dalam pembangunan. Ketika pembangunan hanya mengejar infrastruktur fisik, maka kita berisiko kehilangan jati diri. Budaya adalah roh yang memastikan Indonesia Emas tidak hanya besar secara material, tetapi juga bermakna secara spiritual dan peradaban.

Posisi Indonesia dalam Politik Global

Dalam ranah geopolitik, Indonesia tidak boleh sekadar menjadi penonton. Legacy fundamental berarti menjadikan Indonesia sebagai aktor penting dalam isu global: dari perubahan iklim, perdagangan internasional, hingga perdamaian dunia.

Secara politik, Indonesia bisa berperan sebagai jembatan (bridge builder) antara negara maju dan berkembang. Secara ekonomi, integrasi ke dalam rantai pasok global harus tetap memperhatikan kepentingan nasional. Secara sosial-budaya, diplomasi Indonesia dapat mengedepankan nilai gotong royong dan harmoni sebagai tawaran alternatif bagi dunia yang penuh konflik. Dengan begitu, legacy Indonesia bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga kontribusi nyata bagi peradaban global.

Generasi Muda sebagai Agen Transformasi

Tidak ada legacy tanpa generasi penerus. Anak muda adalah jantung visi Indonesia Emas. Mereka tidak boleh hanya menjadi objek kebijakan atau alat politik musiman, tetapi harus diberi ruang nyata untuk memimpin, berkreasi, dan berinovasi.

Secara sosial, generasi muda adalah motor perubahan. Secara politik, mereka dapat memutus mata rantai politik lama yang sarat pragmatisme. Secara budaya, mereka bisa menjadi penghubung tradisi dengan modernitas. Secara ekonomi, inovasi anak muda adalah kunci untuk menjawab tantangan revolusi industri dan transformasi digital.

BACA JUGA  Miris, PT Adira Finance Gugat Debitur, Idris Amin Meradang akan adukan ke DPRD Kota Batam

Menjawab Tantangan Nyata

Kita tidak bisa menutup mata terhadap tantangan besar: korupsi yang mengakar, pembangunan yang merusak ekologi, hingga ketimpangan wilayah yang masih lebar. Dari perspektif politik, keberanian menegakkan hukum tanpa pandang bulu adalah ujian warisan sejati. Dari perspektif sosial, menjaga harmoni di tengah pluralitas adalah syarat keutuhan bangsa. Dari perspektif ekonomi, menyeimbangkan pembangunan dengan keberlanjutan adalah investasi jangka panjang. Dari perspektif budaya, mengintegrasikan nilai kearifan lokal dalam kebijakan publik adalah fondasi identitas yang tak tergantikan.

Menatap Indonesia 2045

Mencapai Indonesia Emas adalah pilihan kolektif. Setiap kebijakan hari ini—baik politik, sosial, budaya, maupun ekonomi—adalah bagian dari warisan untuk generasi mendatang. Saya percaya, bila legacy fundamental benar-benar ditanamkan sejak sekarang, maka Indonesia tidak hanya bermimpi, tetapi benar-benar akan berdiri sebagai bangsa besar: maju secara ekonomi, adil dalam politik, kaya dalam budaya, serta kokoh dalam solidaritas sosialnya.

Indonesia Emas 2045 bukanlah sekadar tujuan, melainkan hasil dari warisan yang fundamental dan keberanian untuk membangunnya sejak hari ini. “Bangsa yang besar bukan hanya karena luas wilayah dan banyaknya penduduk, melainkan karena kualitas warisan nilai, sistem, dan generasi yang ditinggalkan untuk masa depan.”